Negoisasi Dalam Perilaku Organisasi

Negoisasi Dalam Perilaku Organisasi - hostze.net
Negoisasi Dalam Perilaku Organisasi



Negoisasi Dalam Perilaku Organisasi - Negosiasi merupakan interaksi sosial yang dilakukan guna mencapai kesepakatan bersama antara kedua belah pihak yang saling sepakat dan saling diuntungkan. Tentu saja negosiasi tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari.

Setiap orang pasti pernah melakukan negosiasi, baik yang secara resmi ataupun tidak resmi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses negosiasi. Penting kiranya untuk mengetahui karakteristik negosiasi, perilaku dalam bernegosiasi, memperhatikan peran suasana hati dan kepribadian dalam negosiasi juga memahami perbedaan gender dalam bernegosiasi.

Namun sebelum itu, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang negosiasi seperti pengertian dari negoisasi itu sendiri, jenis-jenis negosiasi, bagaimana cara melakukan pengajuan dan penawaran dalam negosiasi, apakah dalam negosiasi memerlukan pihak ketiga? atau perbedaan kultur juga mempengaruhi negosiasi? untuk lebih jelasnya kita simak di bawah ini.

Pengertian Negosiasi

Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan bersama antara pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan tanpa merugikan salah satu pihak. Dalam kegiatan negosiasi, pihak satu dengan yang lainnya akan mencoba untuk merujuk untuk menyetujui sudut pandangnya. Dengan bernegosiasi, maka setiap pihak yang terlibat akan berusaha utuk menghindari perselisihan pendapat dan menyepakati suatu keputusan. Contoh negoisasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu tawar-menawar antara penjual dan pembeli.

Tujuannya yaitu untuk menyelesaikan perbedaan pendapat demi memperoleh kesepakatan bersama antara kedua belah pihak tanpa adanya paksaan dan tidak merugikan kedua belah pihak dalam bernegoisasi. Sehingga dengan adanya negoisasi ini memberikan manfaat yaitu menghubungkan kerjasama antar satu pihak dengam pihak lainnya yang mengakibatkan keuntungan satu sama lain.

Jenis-jenis negosiasi :

1. Berdasarkan Situasi
Bila dinilai berdasarkan situasi, maka negosiasi akan terbagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Negosiasi formal adalah kegiatan negosiasi melalui jalur hukum untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak.
b. Negosiasi informal adalah kegiatan negosiasi yang tidak memerlukan jalur hukum dalam mencapai kesepakatan kedua belah pihak. 
 
2. Berdasarkan Jumlah Negosiator
Untuk negosiasi yang dinilai berdasarkan jumlah negosiator, yaitu sebagai berikut :
a. Negosiasi dengan pihak penengah adalah kegiatan negoisasi yang dilakukan dengan adanya bantuan dari pihak penengah dalam proses negoisasi yang sifatnya netral dan kegiatan ini terjalin dua atau lebih pihak yang bernegoisasi.
b. Negosiasi tanpa pihak pengenah adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan tanpa adanya bantuan dari pihak penengah dan kegiatan ini hanya terjalin antar dua pihak saja. 
 
3. Berdasarkan Keuntungan dan Kerugian
Untuk jenis negosiasi yang dinilai berdasarkan keuntungan dan kerugian, terbagi menjadi 4 jenis yaitu :
a. Jenis negosiasi kolaborasi adalah kegiatan negoisasi yang didalamnya terdapat pendapat dan keinginan yang sudah disuarakan oleh para pihak untuk menjalin kolaborasi bersama dan mendapatkan solusi dalam negoisasi.
b. Jenis negosiasi dominasi adalah legiatan negoisasi yang hanya menguntungkan satu pihak saja, sedangkan pihak lain tidak mendapatkan keuntungan yang sewajarnya.
c. Jenis negosiasi akomodasi adalah kegiatan negoisasi dimana setiap pihak hanya mendapatkan keuntungan sedikit, sedangkan pihak lain mendapatkan keuntungan banyak.
d. Jenis negosiasi lose-lose adalah kegiatan negoisasi yang dilakukan setelah menyelesaikan suatu masalah atau tidak melanjutkan saat adanya konflik. 

Cara melakukan pengajuan dan penawaran dalam negosiasi adalah: 

1. Menyampaikan pengajuan atau penawaran dengan bersikap sopan agar mengajuan tersebut berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan konflik;
2. Tidak menekan pihak lain atau tidak adanya ketidakpaksaan dalam bernegoisasi;
3. Saling menguntungkan satu sama lain, sebab pihak satu dengan yang lainnya saling membutuhkan;
4. Disertai dengan alasan dalam melakukan pengajuan dan penawaran bernegoisasi seperti untuk memenuhi kebutuhan.

Perilaku Dalam negosiasi

(1) Moving against (pushing)
menjelaskan, menghakimi, menantang, tak menyetujui, menunjukkan kelemahan pihak lain.
(2) Moving with (pulling)
memperhatikan, mengajukan gagasan, menyetujui, membangkitkan motivasi, mengembangkan interaksi.
(3) Moving away (with drawing)
menghindari konfrontasi, menarik kembali isi pembicaraan, berdiam diri, tak menanggapi pertanyaan.
(4) Not moving (letting be)
mengamati, memperhatikan, memusatkan perhatian pada “here and now”, mengikuti arus, fleksibel, beradaptasi dengan situasi.

Karakteristik utama negosiasi

a. Senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
b. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
c. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter);
d. Hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah;
e. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi;
f. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat. 

Faktor Penentu Keberhasilan Negosiasi 

1. Mempersiapkan waktu karena ini hal yang terpenting, karena apabila menentukan waktu yang tepat maka akan lebih efektif dan efisien.
2. Menentukan sasaran, ini akan menjadi hal yang akan dirundingkan untuk melakukan negosiasi dan akan menentukan keberhasilan negosiasi.
3. Menentukan strategi yang tepat untuk melakukan negosiasi, agar lebih berjalan sesuai dengan rencana dan untuk meminimalisir kekalahan dari lawan negosiasi.
4. Keterbukaan kedua negosiator, apabila masing-masing tidak terbuka atau tidak mau mengeluarkan informasi atau pendapat yang terbuka maka akan sulit untuk mendapatkan kesepakatan.
5. Ketersediaannya semua pihak yang akan terlibat dalam negosiasi untuk menerima keputusan. Dengan adanya ketersediaan dari semua pihak akan mudah memperoleh kesepakan.

Proses Negosiasi

1. Persiapan dan perencanaan
2. Penentuan aturan dasar
3. Klarifikasi dan justifikasi
4. Tawar menawar dan pemecahan masalah
5. Penutupan dan implementasi

 

Isu-isu Dalam Negosiasi

Peran suasana hati dan sifat kepribadian 

Perunding yang memiliki suasana hati positif cenderung memperoleh hasil yang lebih baik dari pada bersuasana hati negative. Karena dalam keadaan suasana hati yang gembira lebih mempercayai pihak lain sehingga lebih banyak penyelesaian yang saling menguntungkan.

Perbedaan gender dalam negosiasi

Gender akan mempengaruhi negosiasi walaupun terbatas. Keyakinan bahwa wanita lebih menyenangkan dalam bernegoisasi tidak menjadi patokan karena jarang wanita yang menduduki posisi managemen puncak. Seseorang yang tidak mempunyai kekuasaan cenderung menyenangkan lawan mereka dan menggunakan taktik persuasive yang lembut dari pada konfortasi langsung dan ancaman. Jadi perempuan bias menjasi terlalu menghukumndiri sendiri karena tidak bias ikut dalam negosiasi padahal inia dalah kepentingan terbesar mereka.

Pemakaian pihak ketika dalam negosiasi

Mediator

Pihak ketiga, bersikap netral yang memfasilitasi negosiasi solusi dengan mnggunakan penalaran dan persuasi, memberikan alternative dan semacamnya. Biasanya mediator digunakan dalam negosiasi buruh dengan manager juga dalam sengketa perdata.

Arbitrator

Pihak ketiga yang memiliki wewenang untuk menentukan kesepakan. Arbitrasi bias bersifat voluntary ataupun mandatory. Arbitrasi memiliki kelebihan selalu menghasilkan penyelesaian jika dibandingkan mediator.

Konsiliator

Pihak ketiga yang dipercaya untuk membangun relasi komusnikasi informal anta perunding dan lawannya. Biasanya konsiliasi digunakan dalam sengketa internasional, buruh dan masyarakat.

Konsultan

Pihak ketiga yang telatih dan tak berpihak, berupaya memfasilitasi pemecahan masalah melalui komunikasi dan analisis dengan pengetahuan yang mereka punya mengenai managemen konflik. Konsultan berperan dalam memperbaiki hubungan antara pihak-pihak berkonflik sehingga mereka dapat menyelesaikan sendiri konflik tersebut.

Perbedaan kultur budaya dalam negosiasi

Gaya negosiasi antar budaya satu dengan lainnya berbeda-beda.
Misalnya : orang Perancis menyukai konflik, orang Cina suka mengulur-ulur perundingan tapi mereka mempunyai kepercayaan bahwa hal ini tidak akan pernah selesai, orang Jepang bernegosiasi dengan melakukan komunikasi secara tidak langsung sedangkan orang Amerika cendrung tidak sabar dalam berunding dan selalu ingin disukai.


Artikel ini bertujuan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Perilaku Organisasional sebagai tugas kelompok dari kami,
Kelompok 4
Disusun oleh :
Diah Ayu Safitri
Nurni Akmalia
Valenta Sefiana Putri
Kelas 04SAKP006
Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang
Sumber :
Accurate, 20201105: Pengertian Negosiasi: Manfaat, Tujuan, dan Jenis-jenisnya
Acepdodi.blogspot, 20150819: Makalah Negosiasi dalam Organisasi
Slideshare, 20150528: Konflik dan Negosiasi

Demikian artikel yang berjudul Negoisasi Dalam Perilaku Organisasi, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan untuk kita semua. Terimakasih